Sabtu, 22 Agustus 2015

Kenali Bell's Palsy

Bell’s Palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah), menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak melorot/ mencong. Hanya salah satu sisi wajah penderita saja yang dapat tersenyum, dan selain itu, hanya satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna.

Penyebab dari Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa penyebab Bell’s Palsy adalah proses peradangan saraf yang mengontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus.

Bell’s Palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih 6 bulan. Walaupun demikian, ada juga beberapa kasus dimana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi secara permanen seumur hidup.

Gejala
Gejala Bell’s Palsy secara umum:

Terjadi secara tiba-tiba, berupa kelumpuhan ringan sampai total pada salah satu sisi wajah, menyebabkan pasien sulit tersenyum atau menutup salah satu kelopak mata
Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
Dapat terjadi rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh
Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
Kadang timbul nyeri kepala
Penurunan kemampuan indera pengecap pada sisi yang lumpuh
Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
Pada beberapa kasus, Bell’s Palsy dapat mempengaruhi saraf kedua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi
Segera Cari Pertolongan
Pertolongan medis diperlukan sesegera mungkin jika Anda mengalami kelumpuhan apapun, karena bisa saja yang terjadi adalah kasus stroke. Perlu diingat, Bell’s Palsy bukan disebabkan oleh stroke. Segera temui dokter jika Anda mengalami kelemahan pada wajah, atau jika salah satu sisi wajah terlihat melorot tiba-tiba.

Komplikasi Akibat Bell’s Palsy
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita Bell’s Palsy adalah:

Kerusakan saraf wajah yang tidak dapat pulih kembali seperti semula
Pertumbuhan saraf yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga menyebabkan pergerakan yang tidak terkontrol pada wajah
Buta sebagian atau total akibat kekeringan pada mata yang tidak bisa menutup dan terjadinya kerusakan pada kornea mata yang kering
Pemeriksaan
Umumnya dokter akan memeriksa wajah dan meminta pasien untuk melakukan gerakan seperti menutup mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi, dan mengerutkan wajah. Selain itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk menentukan kerusakan saraf dan melihat seberapa parah saraf tersebut rusak, sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelemahan pada wajah, seperti stroke, infeksi, tumor, dll. Pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti CT Scan atau MRI kepala untuk menyingkirkan penyebab kelumpuhan yang mungkin terjadi.

Penanganan yang biasa dilakukan adalah melalui obat-obatan dan fisioterapi. Meskipun bisa sembuh dalam kurun waktu tertentu, dengan bantuan obat dan fisioterapi diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat.

Jumat, 21 Agustus 2015

Latihan Core Stability Training Disarankan Untuk Penderita Nyeri Pinggang

Nyeri pinggang kerap menjadi penyebab pasien mencari pengobatan baik ke dokter maupun ke fisioterapis. Penyebab nyeri pinggang bisa sangat bervariasi, bahkan kadang tidak jelas meskipun dengan pemeriksaan penujang yang canggih sekalipun. Oleh karena itu ketika pasien mendatangi klinik fisioterapi, tantangan pertama yang dihadapi oleh fisioterapis adalah mengidentifikasi penyebab nyeri pinggang, setelah itu baru kemudian merancang terapi untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Beberapa penderita nyeri pinggang yang tak kunjung sembuh disarankan untuk menjalani latihan stabilisasi lumbal atau core stability training (latihan stabilitas otot inti). Core stability training akan melatih lapisan otot perut terdalam dan otot-otot penegak tubuh seperti pelvic floor muscle dan  lumbar multifidi (otot – otot kecil sepanjang ruas – ruas tulang belakang). Otot – otot tersebut berfungsi untuk mendistribusikan beban pada tulang belakang serta menjaganya agar tetap stabil. Otot-otot pelvic floor juga berperan untuk menopang kandung kemih, rahim (pada wanita), saluran kencing, dan anal sphincters.



Program latihan stabilisasi lumbal mampu mengaktifkan otot – otot inti tersebut sehingga bisa berkontraksi secara isometris. Pada saat kontraksi isometrik otot – otot kontraksi tanpa gerakan sendi, sama halnya ketika kita menekan lengan kita secara kuat ke dinding. Untuk melakukan gerakan ini dengan benar, pasien membutuhkan bimbingan dan arahan dari tenaga profesional - dalam hal ini fisioterapis. Mereka akan memandu pasien dalam mempraktekkan gerakan, dengan atau tanpa alat – alat bantu. Alat bantu yang sering digunakan dalam latihan latihan core stability training adalah ball gym atau bola senam.

Meskipun core stability training tidak serta merta menyembuhkan nyeri punggung dan nyeri pinggang, namun banyak pasien yang menjalani terapi ini mengatakan rasa sakitnya mereda -dengan dibarengi terapi lain tentunya.

Jika Anda menderita sakit pinggang kronis yang tak kunjung sembuh, jangan ragu untuk mendatangi fisioterapis dan mengsulkan terapi dengan core stability training ini

Kamis, 20 Agustus 2015

Kesemutan di Telapak Tangan dan Jari ? Mungkin Carpal Tunnel Syndrome ( CTS )

Kesemutan di telapak tangan dan jari-jari bisa diakibatkan karena beberapa hal, yang paling sering terjadi karena carpal tunnel syndrome (CTS). Apalagi kesemutan itu terjadi berhubungan dengan katifitas gerakan tangan jari-jari tangan dan pergelangan tangan. Para pekerja kantoran yang sering menulis, mengetik atau buruh pabrik linting rokok mempunyai resiko menderita penyakit ini. Begitu pula para pekerja rancang bangun, pekerja yang mengendalikan peraalatan yang bergetar, mereka rentan menderita carpal tunnel syndrome.

Para ahli di Indonesia mengadaptasi istilah carpal tunnel syndrome (bahasa Inggris) menjadi sindroma terowongan karpal (bahasa Indonesia) , namun saya lebih suka menggunakan istilah carpal tunnel syndrome karena akronim CTS sudah sangat familiar.

Kenapa Bisa Terjadi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?

Carpal Tunnel adalah terowongan (tunnel) kecil pada pergelangan tangan. Terowongan ini dilalui oleh saraf medianus dan tendon otot-otot fleksor yang fungsinya untuk menggenggam. Tekanan yang berlebihan pada daerah ini bisa menyebabkan rasa sakit dan iritasi yang memicu terjadinya Carpel Tunnel Syndrome (CTS). Karena saraf medianus adalah saraf yang mensarafi telapak tangan, maka – tanpa mengabaikan gejala yang lain, gejala yang paling umum terjadi pada CTS adalah kesemutan pada telapak tangan.


Penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Biasanya carpal tunnel syndrome (CTS) disebabkan karena aktivitas kerja, seperti juru ketik atau buruh linting rokok. Meskipun demikian beberapa kasus carpal tunnel syndrome berhubungan dengan arthritis pada pergelangan tangan, penyakit tiroid dan kehamilan. Resiko mengalami carpal tunnel syndrome meningkat pada peketja yang menjalankan alat yang bergetar.


Tanda-Tanda Dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Biasanya CTS terjadi bertahap, dengan gejala seperti rasa terbakar, gatal, ditusuk – tusuk, atau mati rasa atau kesemutan pada telapak tangan hingga jari – jari ( teruma ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala-gejala tersebut bisa menjadi lebih berat pada malam hari.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa orang mencoba mengibas – ngibaskan tangannya untuk mengurangi nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari.

Pada tahap yang lebih parah, gejala ini mungkin akan dialami sepanjang hari dan akan terasa semakin parah saat menggunakan tangan untuk menggengam. Tangan akan mati rasa jika saraf terus menerus tertekan, hingga tak mampu memegang benda dengan baik.

Bagaimana Mendiagnosa Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Ada beberapa tes yang dilakukan dalam diagnosa CTS:
Menguji genggaman jari – jari tangan untuk mengetahui kekuatan otot.
Pemeriksaan sensorik telapak tangan dan jari-jari.
Phalen test: Saling menekan dengan kedua punggung tangan selama 1 menit. Jika terasa sakit atau justru mati rasa selama +/- 60 detik, hal ini merupakan indikasi CTS.
Tinel's Sign dengan mengetuk saraf median di pergelangan tangan menggunakan palu reflek . Rasa sakit pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah mengindikasikan CTS.
Electromyogram/EMG dan Nerve Conduction Velocity (NCV) untuk mengetahui transmisi syaraf sekaligus melihat tingkat keparahan CTS.

Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Carpal tunnel syndrome ringan biasanya dapat diobati dan dicegah agar tidak berlanjut menjadi lebih parah. Semakin dini pengobatan maka kemungkinan untuk mencegah kerusakan saraf juga semakin tinggi.

Beberapa hal ini dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi gejala carpal tunnel syndrome :
Hentikan aktifitas yang menyebabkan kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari. Istirahatkan pergelangan tangan Anda selama 5 menit setiap 30 menit saat melakuan aktifitas yang menimbulkan gejala.
Kompres dingin pergelangan tangan Anda selama 10 sampai 15 menit, sebanyak 1 atau 2 kali dalam periode satu jam.
Lakukan beberapa latihan peregangan pergelangan tangan dan tangan. Baca: Latihan Tendon Gliding
Jika gejala-gejala carpal tunnel syndrome tidak membaik setelah 1 sampai 2 minggu. Obat-obatan seperti NSAID (Non Steroid Anti Inflamatory Drugs) atau suntukan korstikosteroid mungkin diperlukan untuk mengobati carpal tunnel syndrome atau masalah kesehatan lain yang menyebabkan sindrom ini.

Fisioterapi Carpal Tunnel Syndrome(CTS)

Treatmen fisioterapi cukup efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari serta mengembalikan fungsi tubuh secara normal. Oleh karena itu, diperlukan keterangan dan infromasi yang detail terkait gejala yang dialami pasien. Program fisioterapi meliputi:
Memperbaiki postur leher dan punggung
Latihan gerak untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot tangan, jari, dan lengan bawah.
Manual terapi seperti massase, dan MLDV
Penggunaan modalitas seperti ultrasound atau TENS
Penggunaan rest splint di malam hari atau saat beraktifitas
Melakukan observasi area kerja

Operasi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Program fisioterapi diatas dimaksudkan agar penyembuhan bisa dilakukan tanpa operasi. Namun jika carpal tunnel syndrome (CTS) sudah sampai tingkatan yang parah, diperlukan operasi untuk melepaskan ligament transversus yang menyebabkan tekanan pada syaraf median.

Fisioterapi Paska Operasi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Paska operasi, diperlukan treatment fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan pergelangan tangan agar menyesuaikannya dengan kegiatan sehari – hari. Adapun fisioterapi yang dilakukan meliputi:
Latihan penguatan otot pergelangan tangan
Managemen paska luka agar tangan lebih fleksibel
Advis mengenai postur dan posisi tangan yang tepat agar pasien kembali melakukan aktifitas sehari-hari dan pekerjaan normal secara bertahap
Simulasi di area kerja

Semoga tulisan saya kali ini dapat membantu Anda memahami gejala kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari yang bisa jadi diakibatkan oleh karena carpal tunnel syndrome

Rabu, 19 Agustus 2015

Nyeri Pinggang



Siapa yang tak pernah mengalami nyeri pinggang? Remaja, dewasa, apalagi lansia, pasti pernah menderita sakit pinggang. Banyak faktor penyebabnya, mulai dari posisi duduk yang salah, terlalu lama membungkuk, mengangkat barang-barang berat, sampai berolahraga yang serampangan. Mudahnya pinggang mengalami cedera ini sebenarnya wajar mengingat posisinya yang memang cukup strategis dalam tubuh.

Secara anatomis, pinggang adalah tulang belakang bagian lumbal yang terdiri dari lima ruas tulang yang tersusun saling tumpuk. Ketika Anda meregang area tulang tersebut, itulah awal terjadinya nyeri di punggung bawah alias pinggang.

Meski kemungkinan besar nyeri pinggang bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari, tetap jangan meremehkannya! Karena nyeri pinggang pun bisa menjadi masalah serius, apalagi bila sampai membatasi gerak tubuh Anda. Maka, waspadai bila Anda:
Kehilangan kekuatan otot kaki, betis, paha atau pinggul. Jika Anda kesulitan mengangkat kaki untuk berjalan, bangkit dari kursi, atau naik tangga, mungkin Anda sudah memiliki masalah pinggang yang serius.
Hilangnya kontrol terhadap “pintu” buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK). Ini terjadi bila ada struktur di pinggang yang menekan saraf tulang belakang yang mengendalikan proses BAB dan BAK. Jadi selain nyeri, Anda juga suka mengompol.
Mempunyai riwayat kanker atau penyakit metastasis. Daripada mengambil risiko, lebih baik langsung mengunjungi dokter kalau Anda mengalami nyeri pinggang dan mempunyai riwayat kanker.
 Baru saja mengalami trauma yang signifikan. Nyeri pinggang dapat disebabkan oleh trauma seperti jatuh atau kecelakaan motor. Mungkin saja sakit pinggang Anda berasal dari tulang belakang yang patah.
Yang Harus Dilakukan saat Nyeri Pinggang Menyerang
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah tetap tenang, jangan panik, dan beristirahatlah sehari atau dua hari. Jangan lebih lama dari itu, karena justru akan membuat pinggang menjadi lebih kaku.

Cobalah mengompres pinggang yang nyeri dengan kompres dingin (untuk tiga hari pertama) atau kompres hangat (setelah 3 hari). Ini sedikit-banyak akan membantu mengurangi nyeri dan ketegangan otot. Bila perlu, gunakan korset lumbal untuk mengistirahatkan otot punggung dan mengurangi gerakan berlebih pada pinggang.

Setelah istirahat 1-2 hari, mulailah latihan gerak untuk mengembalikan mobilitas dan fleksibilitas tubuh.

Kalau dalam 2-3 minggu, nyeri pinggang itu belum enyah, saatnya Anda berkonsultasi ke dokter atau fisioterapis.

Mengunjungi Klinik Fisioterapi
Fisioterapis akan melakukan evaluasi awal, seperti meminta Anda melakukan beberapa gerakan untuk mengetahui struktur pinggang yang menyebabkan nyeri. Dia juga akan mengukur ROM (Range of Motion) pinggang, kekuatan otot, dan mengevaluasi postur Anda.

Bersiaplah juga untuk mendiskusikan gejala-gejala nyeri pinggang Anda: aktivitas atau posisi apa yang membuat nyeri tersebut menjadi lebih buruk dan aktivitas atau posisi apa yang membuat gejala nyeri pinggang berkurang.

Dari hasil evaluasi awal itu, fisioterapis akan menyusun terapi yang tepat guna untuk Anda.

Pencegahan Nyeri Pinggang
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa nyeri pinggang akut akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Meskipun memang, ia bisa kumat lagi di kemudian hari. Dan berita buruknya, nyeri pinggang berulang cenderung semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Maka perlu untuk menjalankan sebuah petuah bijak, “Lebih baik mencegah daripada mengobati.” Yang paling terpenting justru merawat pinggang Anda ketika Anda tidak sedang mengalami nyeri. Caranya? Dengan mempertahankan postur tubuh yang baik dalam setiap aktivitas sehari-hari, menjaga kekuatan dan mobilitas tulang belakang dengan berolahraga yang teratur dan benar. Fisioterapis juga dapat membantu Anda menjaga dan memperbaiki postur agar terhindar dari nyeri pinggang.

Semoga nyeri pinggang dapat dicegah dan tidak kambuh lagi.

Cara Tepat Mengangkat Barang



Prevalensi nyeri punggung bawah (low back pain) di masyarakat cukup tinggi dan tidak mengenal usia serta jenis kelamin. Keluhan ini mengakibatkan terganggunya aktifitas yang dapat menurunkan tingkat produktivitas seseorang. Hal-hal sederhana seperti mengangkat barang dengan posisi yang salah dapat menjadi salah satu penyebab nyeri punggung bawah.

Hindarilah posisi membungkuk saat mengangkat barang, karena posisi ini akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada otot-otot punggung serta tulang belakang.

Saat akan mengangkat barang mulailah dengan posisi berjongkok, dekaplah barang yang akan diangkat lalu berdiri perlahan dengan posisi punggung tegak. Teknik ini akan mendistribusikan tekanan pada otot paha sehingga aman bagi punggung Anda